Kantor Bahasa Provinsi Banten mengadakan kegiatan Sosialisasi Apresiasi Sastra bagi Siswa SMA, SMK, dan MA di Kota Cilegon. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 23 sampai dengan 25 April di SMAN 2 Krakatau Steel Cilegon ini diikuti oleh 50 Siswa.

Koordinator kegiatan, Dody Kristianto, S.S. menyatakan bahwa kegiatan sosialisasi ini merupakan bagian dari tahapan Festival Musikalisasi Puisi. “Panitia menargetkan melalui sosialisasi ini, peserta pada hari ketiga dapat menghasilkan komposisi musikalisasi. Puisi yang digarap adalah Tusuk Gigi karya penyair Soni Farid Maulana. Puisi tersebut merupakan puisi wajib untuk festival musikalisasi puisi tingkat provinsi dan nasional,” ujar Dody.

Dalam sambutannya, Kepala Kantor Bahasa Provinsi Banten, Asep Juanda, S.Ag., M.Hum. mengajak para siswa untuk menyelami kearifan yang ada dalam teks puisi. “Melalui kegiatan ini kami berharap adik-adik dapat menikmati puisi melalui medium lagi sehingga lebih mudah diapresiasi,” ujar Asep dalam sambutannya. Tak lupa Asep juga mengimbau agar para peserta terus berlatih hingga mengikuti Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Provinsi pada bulan Juli nanti.

Narasumber kegiatan sosialisasi ini adalah Firman Venayaksa, Aditya Angga Pratama, serta Wahyu Arya yang berpengalaman di bidang musikalisasi puisi. Pada materi “Mendekati Puisi”, Wahyu Arya membagikan kiat menafsir puisi sebagai awalan menggarap komposisi musikalisasi puisi. Dikatakan oleh Wahyu bahwa puisi harus dibaca berulang untuk mendapatkan suasana di dalam teks. “Memahami puisi dapat semakin mendekatkan makna puisi pada penikmat. Hal itu akan menjadi dasar dalam penggarapan musikalisasi puisi,” ujar Wahyu. Pada kesempatan ini, Wahyu juga mengajak para peserta untuk mengapresiasi puisi Tusuk Gigi karya Soni Farid Maulana. Dari diskusi peserta, disimpulkan bahwa puisi Tusuk Gigi bertema tentang kerusakan lingkungan. “Dengan demikian, puisi ini dapat digarap misalnya dengan komposisi yang murung, sedih, atau geram,” tutup Wahyu.

Selanjutnya, Angga Pratama mengajak peserta untuk mengaransemen komposisi musikalisasi puisi. Angga mencontohkan komposisi musikalisasi puisi Tusuk Gigi. “Baru pagi ini saya mengaransemen musikalisasi puisi Tusuk Gigi,” ujar Angga. Disebutkan Angga, memperbanyak berlatih akan memudahkan peserta mengaransemen komposisi musikalisasi puisi. Angga pun juga mengajak para peserta berlatih mengaransemen komposisi musikalisasi puisi. 

Firman Venayaksa yang berpengalaman menggarap musikalisasi puisi juga berbagi pengetahuan pada para peserta. Firman yang sering menjadi juri festival musikalisasi di tingkat nasional mengajak peserta untuk menganalisis tampilan musikalisasi puisi tingkat nasional tahun lalu. Firman menyatakan bahwa memperbanyak referensi akan memudahkan peserta untuk mengaransemen komsoisi musikalisasi puisi.

Pada hari terakhir, peserta menampilkan komposisi musikalisasi puisi. Secara umum para peserta sudah berhasil mengaransemen komposisi musikalisasi puisi. Akan tetapi, Angga dan Wahyu yang mendampingi para peserta memberikan catatan bahwa untuk tampil di festival, peserta harus memperbanyak latihan dan memperkaya referensi.