Jakarta, 7 Juli 2025 — Upaya perlindungan, pengembangan, dan pembinaan bahasa serta sastra memerlukan keterlibatan aktif generasi muda sebagai agen perubahan. Dalam rangka menjaring figur inspiratif yang mampu mengampanyekan pengutamaan bahasa Indonesia, pelestarian bahasa daerah, dan penguasaan bahasa asing, Kantor Bahasa Provinsi Banten menyelenggarakan Pemilihan Duta Bahasa Provinsi DKI Jakarta 2025 pada 5–6 Juli 2025 di Balai Kota DKI Jakarta.
Sebanyak 20 finalis terpilih mengikuti rangkaian kegiatan dengan semangat dan dedikasi tinggi. Mereka telah melewati sejumlah tahapan seleksi, mulai dari tes awal dan akhir, Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI), penilaian wicara publik, penguasaan bahasa asing, penilaian laporan krida kebahasaan dan kesastraan, kepribadian, hingga penampilan talenta Duta Bahasa.
Malam penganugerahan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, antara lain Kepala Kantor Bahasa Provinsi Banten, Devyanti Asmalasari; Kepala Biro Pendidikan dan Mental Spiritual Sekretariat Daerah Provinsi DKI Jakarta, Fajar Eko Satriyo; dan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin.
Berikut daftar peraih gelar terbaik dalam Pemilihan Duta Bahasa Provinsi DKI Jakarta 2025:
- Terbaik I Putra: Dimas Cahya Ramadhan (Universitas Negeri Jakarta)
- Terbaik I Putri: Sabrina Yasmin (Universitas Padjadjaran)
- Terbaik II Putra: Muhammad Dzulfiqar Dhiaulhaq (Universitas Indonesia)
- Terbaik II Putri: Athallah Farah Putri Widodo (Institut Teknologi Bandung)
- Terbaik III Putra: Gathan Razidy Malik Fardiansyah (Universitas Negeri Jakarta)
- Terbaik III Putri: Queena Citra Aisha (Universitas Indonesia)
- Favorit Putra: Sirhan Muhammad Dehya Alqolbi (Universitas Indonesia)
- Favorit Putri: Andi Belva Deany Nafashabila (Universitas Indonesia)
Ajang tahunan ini bertujuan membina generasi muda yang memiliki kepedulian terhadap Trigatra Bangun Bahasa, yaitu pengutamaan bahasa Indonesia, pelestarian bahasa daerah, dan penguasaan bahasa asing. Para Duta Bahasa diharapkan menjadi teladan di tengah masyarakat multibahasa, sekaligus mendorong penggunaan bahasa secara bijak, inklusif, dan berkeadaban di ruang publik.