Cilegon — Sebanyak 50 guru mata pelajaran nonbahasa jenjang SMP di Kota Cilegon mengikuti kegiatan Peningkatan Kemahiran Berbahasa Indonesia yang diselenggarakan pada Selasa–Rabu, 19–20 Agustus 2025 di SMPN 2 Kota Cilegon. Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat keterampilan berbahasa para pendidik agar mampu menularkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar kepada para siswa.

Akhmad Najid, Kepala Bidang Ketenagaan, Bahasa dan Sastra, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Cilegon yang hadir dalam kegiatan tersebut, menegaskan pentingnya penguasaan bahasa Indonesia bagi seluruh guru, tidak hanya guru bahasa. “Guru adalah garda terdepan dalam estafet ilmu. Kemampuan berbahasa yang baik akan mendukung penyampaian materi pelajaran sekaligus membentuk kebiasaan berbahasa yang benar bagi siswa. Setiap ilmu akan bermakna bila didukung kemampuan bahasa, karena dengan bahasalah kita mengekspresikan dan mewariskan ilmu kita,” ujarnya.

Kepala Kantor Bahasa Provinsi Banten, Devyanti Asmalasari, turut hadir dan menyampaikan materi mengenai Kebijakan Bahasa. Selain itu, peserta juga mendapat pembekalan intensif mengenai ejaan, pilihan kata, kalimat, hingga penyusunan paragraf. Narasumber dalam kegiatan ini meliputi Nur Seha dan Nanda Ghaida, widyabasa dari Kantor Bahasa Provinsi Banten; Rini Adiati Ekoputranti, penyuluh bahasa dan pengajar Sekolah Tinggi Akuntansi Negara; serta Odien Rosidin, dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Setelah kegiatan tatap muka ini, para guru akan mengikuti pendampingan daring selama dua bulan untuk memperkuat praktik berbahasa dalam pembelajaran. Selain itu, peserta juga difasilitasi mengikuti Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) secara gratis sebagai bentuk evaluasi dan pengakuan resmi atas kemampuan berbahasa mereka.

Kolaborasi lintas lembaga tersebut diharapkan memperkaya wawasan peserta sekaligus memperkuat ekosistem pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Melalui kegiatan ini, guru dapat meningkatkan keterampilan berbahasa dalam praktik mengajar sehari-hari serta menumbuhkan budaya literasi di lingkungan sekolah. Upaya ini menjadi bagian dari komitmen bersama untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai sarana utama pembelajaran yang efektif, inklusif, dan berdaya guna di Kota Cilegon.