Dalam rangka mendukung revitalisasi bahasa daerah, Kantor Bahasa Provinsi Banten melaksanakan Kemah Cerpen berbahasa daerah pada Kamis hingga Minggu, 28 November hingga 1 Desember 2024. Kegiatan tersebut bertempat di Hotel Le Dian, Kota Serang. Peserta kegiatan merupakan pemenang 1—2 lomba cerpen pada FTBI tingkat kab/kota atau penunjukan langsung bagi kab/kota yang tidak menyelenggarakan FTBI. Peserta berjumlah 35 orang dengan 10 pendamping.
Asep Juanda, Kepala Kantor Bahasa Provinsi Banten, menyampaikan apresisai dan semangat kepada peserta atas prestasi mereka dan kemauan mereka dalam menulis cerita pendek dalam melestarikan bahasa daerah. Beliau juga menyampaikan rasa terima kasih kepada guru pendamping yang telah membimbing dan mendampingi siswa mereka “semua yang di ruangan ini adalah orang hebat yang mau melestarikan bahasa daerah dan melalui kita semua saya harap semakin banyak, khususnya tunas muda yang tidak malu berbahasa daerah,’’tuturnya. Hal itu Beliau sampaikan dalam acara pembukaan sebeleum membuka acara secara resmi.
Kemah cerpen ini bertujuan untuk melatih para siswa agar lebih intensif menulis cerita pendek dalam bahasa daerah, khsusnya bahasa Jawa, Sunda, dan Betawi. Narasumber yang dihadirkan adalah para ahli di bidangnya, yaitu Toto ST Radik dan Ade Ubaidil untuk kelas bahasa Jawa; Endah Dinda Jenura dan Kurotu’aeni untuk kelas bahasa Sunda; serta Andini dan Angelina Eni untuk kelas bahasa Betawi.
Kegiatan ini dirancang dengan tiga tujuan utama. Pertama, memberikan pelatihan menulis cerpen bagi siswa berbakat agar kemampuan mereka berkembang lebih maksimal. Kedua, melatih siswa menggali ide dan mengembangkan kalimat bernuansa sastra dalam bahasa daerah. Ketiga, memberikan pendampingan intensif berupa praktik menulis, menyunting, dan menyempurnakan penggunaan bahasanya agar karya yang dihasilkan layak cetak dan setara dengan cerpen profesional.
Melalui kemah cerpen ini, diharapkan peserta mendapat pengalaman berharga dalam mengasah keterampilan menulis cerita pendek sekaligus memperkuat penggunaan bahasa daerah. Kegiatan ini juga diharapkan mampu mendorong keberlanjutan pembelajaran bahasa daerah, memperkuat identitas budaya, serta menghasilkan karya sastra yang dapat dibanggakan.
Eva Yenita Syam selaku pendamping dari Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menyampaikan bahwa kegiatan kemah cerpen berbahasa daerah perlu dimonitoring dan dievaluasi untuk mengukur kebermanfaatan dan perbaikan tahun mendatang. Hal itu Beliau sampaikan sebelum menutup secara resmi kegaitan kemah cerpen tersebut.