Penurunan jumlah penutur bahasa daerah di Provinsi Banten dalam satu dekade terakhir menjadi perhatian serius Kantor Bahasa Provinsi Banten. Dalam laporannya, Devyanti Asmalasari, Kepala Kantor Bahasa Provinsi Banten menyebutkan bahwa penutur bahasa daerah di Provinsi Banten menurun hingga 10 persen, atau sekitar 500.000 jiwa. Data yang bersumber dari survei Badan Pusat Statistik tersebut menunjukkan bahwa upaya pelestarian bahasa daerah perlu segera dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan.
Sebagai bagian dari Program Revitalisasi Bahasa Daerah, Kantor Bahasa Provinsi Banten menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengajar Utama bagi guru jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada 25—28 Juli 2025. Kegiatan ini diikuti oleh 100 guru, dengan 70 peserta hadir secara luring dan 30 peserta mengikuti secara daring.
Peserta kegiatan berasal dari empat wilayah, yaitu Kota Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Serang, dan Kabupaten Tangerang. Mereka merupakan guru utama yang ditargetkan untuk melakukan pengimbasan kepada rekan sejawat dan peserta didik di sekolah masing-masing sebagai bagian dari strategi pelestarian bahasa melalui pendidikan.
Kegiatan dibuka oleh Kepala Bidang Ketenagaan Bahasa dan Pengendalian Perizinan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Cilegon yang hadir mewakili Kepala Dinas Pendidikan. Dalam sambutannya, ia menyampaikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan program revitalisasi ini. “Kami akan mendukung penuh pengimbasan yang dilakukan oleh para guru utama di sekolah. Pelestarian bahasa daerah merupakan bagian penting dalam memperkuat jati diri dan budaya masyarakat Banten,” ujarnya.
Selama empat hari, peserta mendapatkan tujuh materi keterampilan berbahasa yang disampaikan secara interaktif oleh para narasumber. Antusiasme peserta terlihat dalam setiap sesi, baik saat pemaparan materi maupun praktik pengajaran.
Program revitalisasi ini merupakan inisiatif Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, yang bertujuan menumbuhkan kembali penggunaan bahasa daerah di ruang-ruang kehidupan masyarakat, khususnya di kalangan generasi muda.
Dengan berakhirnya kegiatan ini, diharapkan para guru utama dapat segera melakukan pengimbasan di sekolah masing-masing dan menjadi penggerak utama dalam menghidupkan kembali penggunaan bahasa Jawa dialek Banten secara aktif dan berkelanjutan di lingkungan pendidikan.