Pada 29–30 Januari 2024, Kantor Bahasa Provinsi Banten bersama Kantor Wilayah Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Pandeglang, serta komunitas disabilitas di wilayah tersebut, telah bersinergi untuk berkolaborasi dalam menyusun 80 buku cerita anak dwibahasa. Selain melibatkan guru dari jenjang pendidikan dasar, program ini juga melibatkan sekolah khusus dan komunitas disabilitas, program ini bertujuan meningkatkan akses literasi anak-anak di Kabupaten Pandeglang, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus.
Kepala Sekolah Khusus Negeri 1 Pandeglang, Agus Dani R., menyambut baik inisiatif ini dan mengapresiasi upaya kolaborasi yang diinisiasi Kantor Bahasa Provinsi Banten. Guru-guru sekolah khusus disabilitas terlibat langsung sebagai penulis dengan membawa pengalaman dan perspektif unik mereka ke dalam kisah anak-anak.
“Saya menyambut baik inisiatif ini dan mengapresiasi upaya kolaborasi yang diinisiasi Kantor Bahasa Provinsi Banten. Guru-guru sekolah khusus disabilitas dapat terlibat langsung sebagai penulis dengan membawa pengalaman dan perspektif mereka ke dalam kisah anak-anak,” ungkap Agus.
Selain itu, para siswa dan alumni yang tergabung dalam komunitas Special Need Artivity binaan Khairul Hakim juga akan dilibatkan sebagai ilustrator untuk membawa warna pada buku cerita anak bergambar yang akan disusun. Ia menyoroti pentingnya mendukung literasi bagi siswa berkebutuhan khusus, mengingat kurangnya ketersediaan bahan bacaan yang ada. Ia juga menyarankan agar buku-buku ini diterjemahkan ke dalam huruf braille dan bahasa isyarat, sehingga dapat diakses dengan lebih baik oleh anak-anak disabilitas.
Salah satu tema yang akan diangkat dalam kolaborasi buku cerita anak ini adalah pengembangan diri, khususnya terkait kemandirian penyandang disabilitas. Melalui cerita-cerita ini, diharapkan akan terbentuk pemahaman yang lebih baik tentang tantangan yang dihadapi oleh anak-anak dengan disabilitas, sambil memberikan inspirasi mengenai potensi dan kemandirian yang dimilikinya.
Dengan kerjasama yang erat antara pihak-pihak terlibat, proyek ini tidak hanya memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan literasi anak-anak, tetapi juga membuka pintu bagi inklusi dan pengakuan lebih lanjut terhadap anak-anak disabilitas, khususnya di Kabupaten Pandeglang. Penyusunan buku cerita anak dwibahasa ini diharapkan akan menjadi tonggak penting dalam memperjuangkan hak literasi untuk semua anak, tanpa terkecuali.
Program penyusunan bahan cerita anak akan dimulai dari seleksi terbuka penulisan cerita anak, yang ditargetkan untuk guru tingkat pendidikan dasar mencakup sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah. Koordinasi juga dilakukan dengan Kantor Wilayah Kementerian Agama Kabupaten Pandeglang. H. Isa, selaku Kepala Seksi Pendidikan Madrasah memberi arahan kepada seluruh guru madrasah ibtidaiyah untuk mengikuti seleksi tersebut. Hal serupa juga disampaikan oleh H. Kamir, Sekretaris Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Pandeglang, yang akan mendorong guru SD di wilayah Pandeglang untuk berpartisipasi sebagai penulis.